Minggu, 31 Oktober 2010

sedetik atau sedikit

Pagi yang cerah, dengan senyuman hujan yang merekat di tanah yang kering. Aku rasa, tak selamanya hujan selalu membuat orang susah. Lihat dia, cantik sekali dikala hujan. Dia memang seorang wanita yang lemah, hanya bisa duduk dibangku keabadiannya, tapi aura yang terpancar darinya tak pernah padam. Aku tahu mengapa cahaya itu tak pernah padam, karena ia selalu mengikatnya dalam rasa syukur pada Tuhan. Ia tak jua lelah mendoakan orang yang selau menyakitinya, tak pernah berhenti bersyukur atas nikmat senang, padahal setahuku ia selalu dihina, selalu disakiti hatinya oleh orang-orang disekelilingnya. Mereka tak pernah tahu, betapa baiknya ia. Seandainya, aku meyadari saat ia masih bisa menggunakan seberkas memori yang telah kita ukir dulu, mungkin aku akan menghadiahkannya video rekaman saat aku dan dia mengukir janji untuk tidak meninggalkan satu dengan lain.Sedikit mengulang rajutan-rajutan benang kasih yang seharusnya kini telah menjadi kain yang indah. Sayang,benang itu tak mungkin tersambung lagi, karena sang pemilik membawanya ke dunia nyatanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar